Tuesday, December 13, 2016

Kotak Kenangan


Amira sayang, saat kamu besar nanti, kamu akan punya banyak memori yang memenuhi kotak kenangan di benak kamu...

Sebenarnya semua kejadian yang pernah kamu alami, adalah yang terbaik bagimu.
Terbaik dari Tuhan. Untuk kondisimu pada saat itu.
Hanya saja, saat kita suka pada kejadian tersebut, kita akan menyematkan label ‘kenangan indah’. Sementara pada kenangan yang menyebabkan kita berlinang air mata, kita akan meletakkannya pada kotak berjudul ‘kenangan sedih’.
Manusialah yang menciptakan sekat pemisah antara yang disuka dan yang tidak disuka.

Amira sayang... papa, mama, kamu dan semua orang punya dua kategori kenangan itu.
Tapi bukankah itu semua hanya kenangan?
Untuk apa kamu berkutat terlalu lama disana?

Itu sudah menjadi kenangan, sayangku.
Lihat saja seperlunya, jangan terlalu banyak.
Agar kamu bisa hidup dengan nyata di saat ini, bukan terbelenggu di masa lalu yang menjadikan kamu tak bisa melihat pelangi hari ini.

Jadi Amira sayang,
Andai kamu menggunakan masa lalu yang indah untuk mensyukuri bahwa kamu pernah mengalami hal indah itu, dan mengingat masa lalu yang sedih untuk mensyukuri bahwa saat ini kamu sudah melewati masa-masa kelabu itu…
Maka alasan apalagi yang membuat kamu bermuram hati di saat ini?

Bersyukurlah atas kenangan indah kamu, karena kamu pernah merasakan saat-saat bahagia itu..
Dan bernafas legalah atas kenangan sedih kamu, karena saat ini kamu sudah berjalan melewati masa sulit itu..



Jadi, tersenyumlah Amira..
Sesekali bolehlah kamu melirik ke belakang,
Namun tetaplah menatap ke depan.
Karena sisa hidup kamu ada disana.

Kuwait – Desember 2016

Untuk Amira dari Papa

Monday, December 12, 2016

Catatan di Akhir Ramadhan (Video)

Amira sayang,
Waktu itu berjalan dengan cepat dan senyap.
Mungkin saat ini kamu sedang berada di awal suatu episode dalam hidup kamu.

Tapi percayalah, sedikit saja kamu lengah, entah oleh nikmatnya dunia atau karena sibuknya mengejar mentari ataupun karena meratap menangisi hal-hal sepele… tiba-tiba saja kamu akan sudah berada di penghujung cerita.

Dan kamu hanya bisa menatap kebelakang.
Karena itu Amira sayang,
Akrablah dengan sang waktu. Agar kamu selalu ingat, setiap tarikan nafas kamu adalah moment semakin dekatnya kamu dengan sang akhir cerita.

Kuwait – Akhir 2016
Ruli Amirullah




Selalu Kembali, Pada Makkah dan Madinah



Amira sayang.. 
Waktu Papa nulis ini, kamu belumlah genap dua tahun. Kamu masih senang digendong Papa. Kamu masih senang nempel ke Mama. Tapi Amira… Papa tahu, suatu saat kamu pasti lebih senang berada di luar sana. Menjelajahi dunia. Berkeliling dunia. Menaklukan dunia. Dan menjadi bagian dari dunia.



Karena itu Amira… 
Papa ingin kamu tahu. Betapa pun kamu terpesona oleh New York dengan segala kemegahan dan hiruk pikuknya, Betapa pun kamu terpikat oleh Paris dengan segala romantismenya, Betapa pun kamu terpukau oleh Cairo dengan segala kemisteriusannya, Betapa pun kamu merasa nyaman oleh Indonesia dengan segala keindahan alamnya, Atau dimanapun itu.. Papa ingin kamu tetap kembali ke Makkah dan Madinah. 
Agar kamu selalu ingat tentang tujuan hidup kamu.
Agar kamu selalu ingat tentang kemana kamu pada akhirnya.

Karena di Makkah dan Madinah lah kamu bisa lebih merasakan kehadiranNYA.
Memang Tuhan ada dimana-mana, Tuhan akan selalu ada dimanapun kamu berada, di kota apapun kamu tinggal, di Negara manapun kamu berkunjung. Tapi berada di Makkah dan Madinah, berarti membuat kamu untuk sejenak melepas status dunia kamu, mengenakan ihram, dan diingatkan siapa diri kamu sebenarnya…



Berada di Makkah dan Madinah bisa memudahkanmu untuk menyadari bahwa kamu adalah manusia yang tak pantas ditindas, dan kamu adalah manusia yang tak boleh menjadi penindas. Berada di Makkah dan Madinah menjadikan kita berada diantara para pecintaNYA, berada di antara para perinduNYA. Membuat kita menyadari, bahwa masih banyak yang belum kita lakukan untukNYA. Dan memudahkan kita meruntuhkan istana kesombongan dan keangkuhan kita.



Jadi Amira anakku sayang, dimanapun kamu kelak akan menetap, dimanapun kelak kamu akan berkunjung, dimanapun kelak kamu akan menikmati dunia. Selalu kembali lah pada Makkah dan Madinah. Isi kembali hati dan jiwa kamu dengan kesadaran akan cintaNYA. Agar kelak kamu sadar dengan sepenuhnya, saat kamu kembali menjelajahi muka bumi, dimanapun kamu berada, Allah juga selalu ada disana. 
Menemanimu.

[Peluk & Cinta, Dari Papa Mama untuk Amira]

Kuwait, Agustus 2014 - Ruli Amirullah