Amira Sayang,
Mama lagi sedih, karena ibunya mama baru aja
meninggal. Makanya minggu lalu kita pulang ke Surabaya. Sedih ya, gara-gara
jarak yang jauh antara Kuwait – Surabaya kita jadi gak bisa nganterin ‘Yangti’
ke tempat istirahatnya yang terakhir. kita gak
bisa hadir di pemakamannya. Untung kita bisa hadir saat tahlilan, dan
mengirimkan doa-doa untuknya bersama kerabat yang lain.
Amira Sayang,
Sebenernya kita semua akan meninggalkan dunia ini. Papa sendiri tak tahu sampai kapan papa bisa ada disisi kamu. Entah sampai
kapan papa bisa tertawa atas celotehan kamu, pedih atas perihnya kamu, bahagia
atas bahagianya kamu.
Karena suatu saat papa juga akan tiba di ujung cerita milik papa.
Setiap awal akan ada akhir.
Setiap cerita akan ada penghujung.
Setiap pertemuan akan ada perpisahan.
Itu adalah suatu keniscayaan.
Tapi andai saat itu tiba, papa harap papa tidak sedang melupakan keniscayaan
tersebut. Papa harap papa tidak sedang lantang menuding langit. Papa harap papa
sedang tidak berada dalam kesenangan duniawi yang menyesatkan. Agar papa bisa
menyaksikan episode akhir kisah papa dalam keadaan tenang dan tersenyum.
Amira Sayang,
Saat kamu mengarungi hidup kamu kelak, ingatlah bahwa segala hal akan
ada akhirnya.
Dunia ini ada batasnya.
Tawa kamu, sedih kamu, senang kamu, semua akan tiba pada episode akhir.
Siap atau tidak siap, akan ada tamu terakhir yang mendatangi kita.
Suka atau tidak suka, kita harus mengucapkan selamat tinggal pada orang-orang tercinta dan pada
harta dunia kita.
Cepat atau lambat, kita harus merelakan tubuh kita mendingin dan
berhenti.
Jadi Amira Sayang,
Teruslah berdoa, mengingat, merayu, mengiba pada Sang Maha Segalanya, agar
saat keniscayaan itu tiba pada hadapan kita, kita bisa memperoleh akhir yang
baik.
Ya Rahmaan…
Sekali lagi aku memohon…
Semoga saat malaikat maut menjemput kami kelak, Engkau sedang
menjadikan iman kami dalam keadaan yang terbaik..
Aamin..
Kuwait pertengahan Januari 2017
Ruli Amirullah
*mengenang ibu mertuaku,
semoga Allah melapangkan dan meluaskan makamnya, aamiin...